
Sistem Pemantauan Pengemudi Saat perlombaan untuk teknologi mengemudi otonom dan sistem bantuan pengemudi canggih ( ADAS ) terus meningkat, pembuat kendaraan listrik ( EV ) Swedia Polestar telah memperkenalkan fitur teknologi keselamatan canggih yang melacak gerakan kepala dan mata untuk mendeteksi tanda-tanda gangguan dan kelelahan pengemudi . Perusahaan memperkenalkan sistem pemantauan pengemudi ( DMS ), yang dikenal sebagai Smart Eye, di Consumer Electronics Show (CES) 2023 dan akan memulai debut teknologi tersebut pada SUV Polestar 3 yang akan datang pada akhir 2023.

Mengapa Pemantauan Pengemudi Penting?
Ribuan orang Amerika terlibat dalam kecelakaan jalan raya yang dapat dicegah setiap tahun. Beberapa dari kecelakaan ini disebabkan oleh kurangnya kewaspadaan pengemudi yang mengakibatkan penyimpangan jalur dan kejadian keberangkatan jalur yang tidak disengaja. Saat kendaraan melayang atau keluar jalur secara tidak sengaja, risiko kecelakaan meningkat drastis.
DMS membantu mengurangi bahaya ini dengan memerangi rasa kantuk dan gangguan mengemudi yang paling sering terjadi selama perjalanan jarak jauh dan malam hari. Namun, gangguan mengemudi juga dapat terjadi pada siang hari, seperti pada kasus pengemudi pada perjalanan pagi yang mungkin kurang tidur pada malam sebelumnya. Siang atau malam, DMS bertujuan untuk membuat pengemudi tetap waspada dan waspada terhadap lingkungan sekitar mereka, terutama pada kecepatan jalan raya, ketika tiba-tiba kehilangan penilaian atau perhatian dapat menimbulkan konsekuensi bencana.
“Teknologi ini mengatasi beberapa alasan utama di balik kecelakaan fatal dan dapat membantu menyelamatkan nyawa dengan mendorong pengemudi untuk memfokuskan kembali perhatiannya pada jalan—dan dapat melakukan tindakan pencegahan saat mereka tidak, atau tidak bisa,” kata Thomas Ingenlath, Polestar CEO.
Bagaimana cara kerja sistem pemantauan pengemudi smart eye?
Sistem polestar terdiri dari dua kamera pemantauan pengemudi premium loop tertutup dan perangkat lunak dari smart eye yang berbasis di gothenberg. Yang melacak gerakan kepala. Mata. Dan wajah pengemudi. Sistem akan menengahi jika pengemudi menunjukkan kelelahan atau kurang perhatian.
Awalnya. Teknologi monitoring akan mengirimkan peringatan aural dan visual berupa lonceng dan pesan di panel instrumen. Tetapi sistem dapat meningkat menjadi manuver berhenti darurat jika pengemudi tidak menanggapi peringatan dan yakin mereka mengantuk. Terganggu. Atau terputus sama sekali.
Setelah perangkat lunak menetapkan perilaku wajah normal pengemudi. Ia kemudian dapat menentukan apakah pengemudi berkedip lebih dari biasanya. Apakah matanya menyipit atau menutup. Atau apakah kepalanya miring pada sudut yang aneh. Sistem ini juga dapat mengetahui apakah pengemudi sedang melihat jalan dengan niat atau terpaku menatap karena hipnosis jalan raya. Sebuah fenomena di mana pengemudi mengalami perubahan kondisi mental yang mirip dengan tidur dengan mata terbuka. Hipnosis jalan raya sering disebabkan oleh menatap garis jalan untuk jarak yang jauh.